Politik

4 Jenderal Ini Siap Pertaruhkan Nyawa Demi SBY? Ada Doni Monardo


BERITA NASIONAL – Catatan menarik dari Presiden Republik Indonesia (RI) ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pernah di kawal oleh Perwira Kopassus sewaktu menjabat, berikut adalah Nama Jenderal yang siap pertaruhkan nyawa untuknya.

Jenderal yang siap pertaruhkan nyawa untuknya merupakan empat orang Perwira Kopassus yang mengawal SBY ketika menjadi Presiden RI.

Baca Juga : KLB Demokrat Bentrok, Kubu Pro AHY dan Kontra Saling Serang

Terdapat beberapa grup yang di bagi dalam pengawalan SBY, salah satunya di Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Yang merupakan satuan dengan tugas utama, melakukan pengamanan fisik langsung jarak dekat setiap saat terhadap presiden dan keluarganya.

Lantas, siapa saja empat orang perwira Kopassus yang rela mengorbankan nyawa demi mengawal SBY?

  1. Agus Sutomo

Nama pertama adalah Letnan Jenderal (Letjen) TNI (Purn) Agus Sutomo. Jebolan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) tahun 1984 ini pernah menjadi Komandan Grup (Dangrup) A Paspampres periode 2004 hingga 2008.

Agus terpilih sebagai Komandan Grup A Paspampres saat berpangkat Kolonel, menggantikan posisi yang sebelumnya di pegang oleh Kolonel Psk. Mujahidin Harpin Ondeh dari satuan elite Korps Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara.

Setelah menjadi Komandan Grup A Paspampres, Agus kemudian sempat menjadi orang nomor satu Paspampres, saat menjadi Komandan Paspampres (Danpaspampres) periode 2011 hingga 2012.

Setelah itu, Agus juga sempat menjadi orang nomor satu di Korps Baret Merah. Tepatnya pada 15 Juni 2012, Agus dipercaya menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus menggantikan posisi Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya.

  1. Doni Monardo

Kemudian, ada nama Kolonel Inf. Doni Monardo. Doni yang saat ini berpangkat Letjen TNI, menggantikan Agus mengisi posisi Dangrup A Paspampres periode 2008 hingga 2010.

Lihat Juga : Isu Kudeta di Demokrat Makin Memanas, SBY Turun Tangan

Seperti halnya Agus, jebolan AKABRI 1985 ini kemudian sempat menjadi Danpaspampres di masa kepemimpinan Presiden SBY, dua tahun setelah menjadi Komandan Grup A Paspampres. Seperti halnya Agus, Doni juga mendapatkan kesempatan untuk menduduki posisi Danjen Kopassus.

  1. Eko Margiyono

Jejak Agus dan Doni kemudian di ikuti juga oleh Kolonel Inf. Eko Margiyono. Pria yang saat ini berpangkat Letjen TNI dan menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), pernah juga menjadi Dangrup A Paspampres periode 2010 hingga 2012.

Mengikuti jejak Agus dan Doni, Eko juga di percaya menjadi Danjen Kopassus pada 2 Maret 2018 menggantikan posisi Mayjen TNI Madsuni.

  1. Bambang Trisnohadi

Nama terakhir adalah Kolonel Inf. Bambang Trisnohadi. Ia di tunjuk menjadi Komandan Grup A Paspampres saat masa jabatan SBY sebagai Presiden RI tersisa dua tahun. Dirinya menduduki posisi tersebut sejak 2012 hingga 2014.

Saat ini, Bambang berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI dengan jabatan sebagai Kepala Staf Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih.

Sebagaimana di ketahui, saat ini SBY dan Partai Demokrat tengah menjadi sorotan usai keputusan kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang menunjuk Moeldoko sebagai ketua umum partai.

SBY mengibaratkan KLB yang terjadi di tubuh Partai Demokrat ibarat sebuah perang. Ia pun meminta seluruh kader Demokrat, untuk berjuang dan berikhtiar dalam memperjuangkan keadilan di bawah komando Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Saya mengajak saudara untuk berjuang bersama sampai keadilan benar-benar kita dapatkan di Indonesia, perjuangan untuk mempertahankan kedaulatan partai dan kemandirian partai. Itu suci mulia. Ibarat perang, ini adalah perang yang di benarkan, perang untuk mendapatkan keadilan,” paparnya.

Lihat Juga Video : Viral Pria Ngamuk Bawa Samurai, Kebal Ditembak Polisi

Selain itu, SBY mengaku dirinya sangat menyesal karena pernah menunjuk Moeldoko sebagai Panglima TNI. Ia pun menyampaikan permohonan maaf karena kesalahan tersebut.

“Benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini, sebuah cara tidak terpuji, jauh dari sikap kesatria dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di TNI,” tegasnya.

Sumber : wartaekonomi.co.id



Source link

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Most Popular

Ke Atas